Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Bokepindo Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda sang bidadari bayangannya itu. Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15.
