Mendung tipis berarak di langit. Bokepindo Mendidik dadaku merasakan tangannya mendarat di pundakku. Dadanya bergoyang-goyang ketika ia mengisyaratkan kedinginan.Aku memberikan lilin itu dan memberanikan diri menatapnya agak lama sambil sesekali memperhatikan dadanya.“Kamu nggak takut sendirian? Bawa aku ke kamarmu segera!” desah Mbak Marissa.Aku tak segera bergerak. Pingin sekali rasanya menatap Mbak Marissa berlama-lama, sambil membayangkan bagaimana rasanya mencium bibirnya yang seksi.“Ah,itu cuma angan gila yang tak masuk akal!” pikirku.Aku menyalakan satu lilin lagi dan menutup korden rumah serta mengunci pintu. Ia bicara dekat sekali di depanku. Itu dari caramu menatapku dan menelusuri tubuhku dengan tatapanmu. Kubiarkan pula ia menjadi guru yang baik dan memberikan pengalaman itu. Mbak sendiri?” tanyaku, sedikit gugup.“Nggak. Sekarang, hal yang paling asyik adalah adalah masuk kamar tidur dan membayangkan Mbak Marissa berada di sisiku.Aku duduk di kursi dan menuang air minum.




















