Aku risih sebenarnya, tapi Dodi memaksa.“Sayang, aku sangat mencintaimu. Hasilnya lumayan banyak.“Ma, Mama aku jemput ya? Bokep Ayo, Nak. Dodi diam saja dan tersenyum. Nampaknya aku sudah tak perduli lagi. Gila! Setelah lima menit demikian, aku kembali bernafsu dan memberinya respons. Kutuntun penisnya yang sudah tegang, keras dan panjang itu memasuki lubang vaginaku. Hanya nafas kami yang mendesah-desah dan tangan kami saling mengelus-elus.“Sayang, aku mencintaimu!” bisik Dodi ke telingaku.“Mama juga mencintaimu, Nak…”“Aku kepingin lagi, Ma!”“Tak puas-puasnya kah, sayang?”“Aku kepingin, Ma…”Aku bangkit. Ketika nadiku dipegangnya, orang itu mengetahui kalau aku sudah terlambat haid. Cepatlah!” kataku tak sadar. Tapi aku tak sampai hati melihatnya selalu uring-uringan. Nampaknya aku sudah tak perduli lagi. Ujung lidahnya berputar-putar pada lubang duburku. Kami melepas nafas kami yang memburu. Kalo mama sudah bersedia.” katanya.Kini dia menuntunku ke tempat tidur.
