Ia menangis sejadi-jadinya, bayang-bayang suaminya yang
berkencan dengan wanita muda dan cantik itu terus menghantui
pikirannya. Bokep Asia Ia begitu menyukai pemuda itu. Dengan
tergesa-gesa ia menuju ke arah mobilnya. Tak ia hiraukan lagi apakah suaminya puas
dengan permainan itu, ia hanya memberikan pelayanan sekedarnya sampai
lelaki botak dan berperut besar itu mengeluarkan cairan kelaminnya
dalam waktu singkat kurang dari tiga menit. Terlampiaskan
sudah nafsu seks dan dendam pada diri mereka masing-masing. Desahan mereka menahan
kenikmatan itu semakin memacu gerakan mereka menjadi kian liar. “Edo..”, sapanya memecah keheningan sesaat itu. “Ya benar, saya Edo tapi bukan Bapak Edo, anda siapa”, terdengar suara ramah di seberang. Edo tak dapat mengingat sudah
berapa kali ia buat sang dokter meronta merasakan klimaks dari hubungan
seks itu. Kembali
mereka saling berangkulan mesra, tangan mereka meraih kemaluan
masing-masing dan berusaha membangkitkan nafsu untuk kembali bercinta. Edo melepaskan
pelukannya, lalu menempatkan diri tepat di belakang punggung sang
dokter, tangannya nenuntun penis besar itu ke arah permukaan lubang
kemaluan dokter Miranti yang hanya pasrah membiarkannya mengatur gaya
sesuka hati.
>