Aku mencumbuinya lagi. Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan. Bokep Crot Wuah.. “Cik Ling sabar ya? Dia pasrah. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku. Wah, hebat sekali. Ayo lakukanlah..” Pinta Cik Ling dengan manja padaku. “Oh, wangi sekali,” pikirku.Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja. Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya ampun, dia merebahkan kepalanya di pahaku. Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku. Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah, bahkan di ruang pribadinya. Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.Dengan Ima, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya dan dia diam saja atau membalas manja kalau kami naik mobil.
