Semua kesan romantisme hilang dalam sekejap. Bokepindo Ia terkekeh. Nafasku tercekat saat ia melepas baju putih tipisnya. Aku tak punya alamat, tak punya nomor telepon yang bisa kuhubungi untuk mencapainya. Aku mengerang, menahan ekstasi yang merambati seluruh sarafku. “Tidak, wajahmu barusan, seperti anak kecil yang baru saja memecahkan kaca jendela. Hey, seleramu lembut juga. Nafsuku sudah sampai ke ujung. Satu kejapan mata kemudian, kurasakan sebuah kerinduan.,,,,,,,,,,,,,,,, Indra Lesmana? Ia melepaskan tangannya. Ajak aku ke rumahmu.” Aku terkesiap. Tapi…”
“Tidak, kamu masih perjaka,” ia berbisik lagi. Itu yang kurasakan saat menatap wajahnya. Ia membalas pagutanku dengan gerakan mengulum yang lembut. Kemudian ia bergerak. Tak heran, ini sudah pukul setengah satu pagi, dan menjelang hari raya, nyaris semua orang pergi berlibur. “Selanjutnya, aku menyuruhmu terlelap.” Ia lalu berhenti menyisiriku, kemudian memelukku. Let’s fuck.”
“Aku tak suka istilahmu.”
“Terserah. Wanita itu. Dengan sedikit gugup-diiringi tawanya yang tiada henti-akhirnya aku berhasil membuka semua pakaian yang dikenakan olehnya.
