Kini mereka hanya mengincar vaginaku, selain menciumi bibir dan susuku. “Iya sayang…”, jawab Herman memanjakannya. Bokep Mom “Saya akan siapkan obatmu lagi”, kata dokter itu yang terlihat sedikit salah tingkah. Aku mendapat nomor 203, itu adalah kamar di mana pelanggan yang sudah berhasil membayar Alex dengan harga yang ia mau. ***
Berjam-jam aku terus digagahi, hingga mereka merasa puas dan meninggalkanku yang lemah dan tak berdaya ini. Perutku sedikit mual, demamku yang masih tinggi ini tidak membuat mereka prihatin untuk melepaskanku.Pria lain sudah bertindak lebih dari tadi, mereka mulai melepaskan bra dan celana dalamku. “Apa bisa kita akhiri semua?”, tanyaku. “Wajahmu terlihat pucat”, kata Alex sambil memandangiku dari arah spion tengah.”Aku demam”, jawabku ketus. Ia lalu turun, dan digantikan pria lain yang langsung menyodorkan penisnya kepadaku. Dokter yang baik dan hebat, aku yang sudah pasrah dengan penyakitku kini memiliki sedikit harapan.“Setelah kamu sembuh, aku akan meninggalkan tempat ini, menunggu panggilan Alex lagi”, kata dokter itu.
