Kami memang mencoba untuk mengingat kembali persetubuhan yang sempat membawa kami ke awang-awang.“Nov, sudah jam 8 nich. Vidio Bokep Novi tidak menjawab, hanya desahannya saja yang semakin jelas terdengar.“Enak nggak Nov?”, tanyaku lagi. Bersamaan dengan itu Novi berteriak sambil badannya sebatas bahu terangkat seperti hendak berdiri matanya membelalak menghadapi tikamanku yang tiba-tiba itu.“oohh Edwiinn.., enaak.., terus.., Ed.., terus.., lebih cepat Ed.., ayo Ed.., terus.., aahh”, erang Novi sambil menghempaskan kembali bahunya ke kasur.Kedua tangan Novi membelai wajahku sambil menggigit bibirnya yang bawah matanyapun menunjukan bahwa saat ini Novi sedang merasakan nikmat persetubuhan yang tiada tara. Lidahnya melilit-lilit di atas permukaan kepala penisku.Akupun ingin menandinginya dengan mejilat-jilat permukaan lubang vagina Novi. Aku merasa sedikit sakit pada penisku yang sudah sangat keras karena rabaan Novi. Aku membalas senyumnya yang kelelahan menahan nikmat yang baru saja kami alami.Kucium lagi mulutnya yang sangat becek oleh air liurnya.




















