yang banyak…” kataku sambil menunjuk kemaluannya. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Bokep STW Kali ini bentuknya sudah berbeda. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras.“Silakan menjerit… ini ruangan kedap suara… ayo… menjeritlah…”, ejekku kesenangan.Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama. Tapi aku tidak pergi melihatnya. Aku sebenarnya ingin tertawa. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Lucu sekali. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. ahhhh… tonnhh…” serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu.“Sekarang waktunya Nin.”Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. bunuh… kamuu.. Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya.




















