Mula-mula tampak punggung Mbak Narti, putih dan kencang. Bokepindo Untung dia tidak menengadahkan kepala nya ke atas sehingga tidak menyadari kalau ada yang mengintip dirinya mandi.Mula-mula dilapnya rambut kepala, lalu turun ke leher dan kedua buah dadanya yang sekel, turun ke perut dan menggosok bagian kemaluannya, baru turun ke bawah ke bagian kaki.Buru-buru aku keluar, masuk ke dalam rumah dan duduk di meja makan sambil mengatur napas. cklak. Dengan kaget dia bertanya, “Oh eh ah ada apa Tuan?” Sambil berusaha menutupi dadanya yang cuma tertutup kain sarung itu.“Anu, Mbak bias mijet enggak? “Oh, ya terimakasih Mbak, aku mandi dulu” jawabku, dan segera bangkit pergi kekamar mandi.Setelah mandi, aku ganti baju dengan seragam yang sama, celana boxer putih bergaris merah dan tetap tanpa CD, atasannya T-Shirt putih. Tuan, kkkeluarrr!” Tubuhnya mengejang dan degup jantungnya jadi tak beraturan. Kami biasa memanggilnya Mbak Narti saja.Mbak Narti usianya 35 tahun, berperawakan sedang, kulitnya putih bersih, dengan rambut hitam legam sebahu.




















