Matanya menatapku saat aku keluar dari kamar. Bokep Brazzers “Hihihi, ada Ray.” Chie mencondongkan kepalanya ke depan dari balik pagar dengan sikap manja. Seharusnya aku sudah bisa menduga ketidak-harmonisan hubungan mereka ketika ayah Chie meninggal dunia. Kuangkat telapak tangan di mataku, menariknya ke depan sehingga pipi gadis itu menyentuh pipiku. Aku memang malas kuliah, aku harus mengakuinya. Ini pancaran yang jauh lebih dewasa, yang membuatku merasa demikian kecil di hadapannya. “Nih, rokok.”
Chie menyambar bungkus Marlboro di tanganku dan membuangnya ke sudut ruangan. “Ray, kamu tahu?”
“Apa?”
“Masalah Jay. Kaki-kaki Chie mulai melingkari pinggulku yang bergerak-gerak menekan. “Kamu lebih serius, kan?” Jay menatap lekat pandangan mataku. Demi Tuhan. “Kenapa tidak terus, Ray?”
“Aku… aku akan membiarkanmu dalam dosa-dosamu.”Kulangkahkan kakiku meninggalkannya. Chie. Chie juga bercerita padanya (aku tak tahu bagaimana perasaan Jay saat itu) bahwa ia ingin menyerahkan keperawanannya padaku, sebelum menjadi milik orang yang sama sekali asing baginya.
