Aku angkat dagunya dan kami berciuman cukup lama sambil kedua tanganku bergerilya meremasi dan memainkan buahdadanya yang besar serta putingnya ku putar seperti mencari siaran radio.“Akhhhh ….. Bokep Cina sayang….”Kusedot cairannya …sedapnya….Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya yang mengekspresikan kepuasaan. Akhirnya Fang Yin mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang ketiga kalinya, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan.“Maltinni…. aahh!”“Ayo Fang Yin…. Jangan sisakan sedikitpun.. Aku keluar.. Semakin kuat.. Ambil semuanya. Masukkan semuanya.. Puaskan aku. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya. Dia tundukkan kepalanya.“Yakin? Pagi ini jam 08.30 aku (Martin) sudah sampai di Hotel A di Kuta setelah tadi malam bu Fang Yin menghubungiku untuk membawa berkas untuk penandatangan pembelian apartemen di Bali.Ketika kuhubungi bu Fang Yin sedang di kolam renang, dan dia katakan aku disuruh tunggu di depan kamar hotelnya.15 menit kemudian kulihat bu Fang Yin keluar dari lift dengan menggunakan handuk hotel




















