Teman ayah itu bernama Om Bayu dan aku sendiri memanggilnya Om. Vaginaku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang sekali. Vidio Bokep pokoknya Rini tenang aja…”, katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu penuh dengan maksud tersembunyi. Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli, karena memang Om Bayu orangnya sangat pintar bergaul dengan siapa saja. Biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh badanku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa lemas. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku. “Ooomm… aa… !”, tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat.




















