Akhirnya, dengan rasa nyeri di ujung, batang kemaluanku melesak. “Ssshhh,” ia mendesis. Bokep terbaru viral Kali ini lebih lama daripada yang tadi. Ia balas menatapku. Kutekan tubuhku ke tubuhnya, hingga separuh tubuh kami bertindihan di atas sofa. “Kurasa juga demikian. Mungkin aku sedang bermimpi, saat kudengar ia bersenandung seolah menidurkanku. Aku tak tahan lagi. Kudengar ia mendesah dan mengerang setiap aku mengusap bibir kemaluannya. “Kamu lucu.”
“Hey !” protesku. Kulihat lehernya yang putih bergerak-gerak saat ia menghabiskan setengah dari isi gelasnya. Kami lalu berkenalan dan berjabat tangan. “Ahhh..,” erangku. Kubalikkan tubuhku dengan kesal, lalu melangkah kembali ke sofa. Sama sekali tak ada emosi di sana. Aku terkesiap, sadar kalau pada kenyataannya aku memang terangsang hebat. Sejuta kesan yang tiada pernah lengkap diurai dengan kata-kata. Kamu akan mengantarku pulang, bukan?”
“Tentu saja. Kupejamkan mataku, menghisap buah dadanya, dan memainkan jemariku. Kutatap matanya. Ia membalikkan tubuh dan membungkuk. Kurasakan jemarinya menyisiri rambutku.




















