Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Muklas yang sudah bangkit lagi. Bokep Montok “Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok” jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus ‘bekerja’. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku. Muklas sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Imam berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Pertama-tama dimulai dari Kiki. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Imam jatuh tepat di dada Kiki.Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku,




















