Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. Bokep Tobrut Kulihat Iswani masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya. “Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku. “Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik. “Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi”, katanya. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. “Kamu jangan macam-macam, Tok!”, ancamnya padaku yang lagi menikmati rokok. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya, “Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yang Mbak tadi bilang”. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yang dilanjutkannya dengan pertanyaan. Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan “Terima kasih banyak, Mbak”. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam.




















