Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Tapi masa bodohlah.Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. Bokepindo Konsentrasiku buyar ketika Dino menarik kepalaku hingga menjauh dari selangkangannya. Dindingnya polos. Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu terasa di dalam mulutku. Aku meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulutku, namun tangan Bram yang kokoh tetap menahan kepalaku dan aku tak kuasa meronta lagi karena memang tenagaku sudah hampir habis. Sungguh hebat rasa yang kurasakan kali ini. Tanpa melepaskan kedua belah kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Rupanya anak itu bernasib sama seperti diriku.“Di mana aku bisa menemukan kamar mandi?” tanyaku pada Dino.Tanpa menjawab, ia hanya menunjukkan tangannya ke sebuah pintu.




















