Tetapi aq masih betah di dalam angkot ini. Bokep Ojol Ciut. Ia menekan-nekan agak kuat. Benarkan kesempatan itu lewat. Apalagi yg dapat tertinggal? Ia menyenggol kepala penisku. “Ya.”Lalu aq menuju ruang yg kemarin. Jakarta yang panas membuatku kegerahan di dalam angkot. Bau tubuhnya tercium. Apakah suaraku mengganggu ketenangan mereka?“Pelan-pelan suaranya kan bisa Dek,” sang supir menggerutu sambil memberikan kembalian.Aq membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Yes.., akhirnya. Langkahku semangat lagi. Tdk perlu diantar. Tapi saya gerah.” meloncat begitu saja kata-kata itu.Aq belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.“Mbak Iin.., aq mau makan dulu. Bau tubuh wanita setengah baya yg yg meleleh oleh keringat. Garis setrikaannya masih terlihat. Lalu dikocok-kocok sebentar. Ketika Si Penis melemah ia seperti tahu bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian pangkal paha.




















