Kutarik tangannya agar melepaskan kepalaku. Bokep HD Matanya.., indah sekali. Kudekatkan wajahku perlahan, mataku tak pernah lepas dari matanya. Saat usia TK, aku pernah memergoki kedua orang tuaku ‘menunaikan tugas’ rumah tangga, karena tempat tidurku hanya terpisah oleh kain gorden dengan kedua orang tuaku. Kulihat pipinya memerah. Perlahan kuputar, kuaduk, kukocok dengan pelan nan mersa.Lambat laun Lina mulai mengikuti irama yang kumainkan. Sengaja kubuka pintu sedikit, tak sampai 2 menit, pintu kamarku terbuka dengan pelan. Kupikir ada baiknya melepaskan ketegangan, karena besok hari terakhir di Ambon (setelah itu aku belum pernah ke Ambon lagi hingga sekarang Ambon dilanda tragedi)Di tempat karaoke, aku datangi bartender yang juga merangkap petugas hotel. “Kamar 306 kan?”
“Betul Mbak..”
“Saya ke sana?”
“Saya tunggu Mbak..”
“Krekk!”, telepon ditutup. Tubuh Lina bagai menari di pangkuanku, pantatnya mulai bergoyang dengan liar sampai akhirnya, pertahanannya bobol saat lidahku berekreasi di putingnya, menekan, memutar, menghisap, menarik-narik kecil puting indahnya.Tiba-tiba dengan cepat Lina mendorong dadaku dengan kuat, aku terkejut.




















