Udah, makan aja, belum makan kan lu?” jawabnya sambil membuka pintu mobil.Kami duduk di meja pojok café itu, setelah memesan makanan dan minuman kami pun mulai ngobrol-ngobrol.“Eh, nama loe siapa sih?” tanya tante itu.“Fajar, tante.”“Panggilnya jangan tante donk, emangnya gue kayak tante-tante.” katanya.“Namaku Hesti.”“Ya udah, panggil mbak aja ya?” kataku.Lucu jg, setalah aku tidurin, baru sekarang aku tahu namanya. Bokep Indo Penisku sdh otomatis ngaceng. Ketika aku pulang sekolah, tiba-tiba HP-ku berbunyi. Creett…! Di jalan, aku tak bernani bicara, masih kepikiran hutang 500 ribuku ke tante itu. Baru pertama aku lihat bokong wanita tanpa sehelai benang pun. M-mau ngapain, mbak?”“Yah, kamu… ya mau kayak kemarin lagi lah, emang ngga mau ya?”“Bukan ngga mau, mbak, yg kemarin aja belum bayar, terus kalau sekarang lagi kan jadi sejuta, mau gimana aku bayarnya?”“Hahahahahahahaha…” Mbak Hesti hanya tertawa.“Lagian Mbak Hesti kenapa sih kerja kaya gitu, kan masih banyak kerjaan lain yg lebih baik.” lanjutku.“Enak aja, emang gue cewek apaan?”“Lha itu, minta
