mmffhh… sllrrpp… ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Aufa yg sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.Entah setan apa yg menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Bokep Montok sshh.. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. Wah.. Makasih banget.. Jantungku tambah keras berdegup.“Wah.. Bagaimana tidak? Sebab kata Mas Aris istrinya, mbak Aufa, senang kalau aku mau datang. Seketika itu juga.. terbayg jelas di benakku acara Buser… malunya aku.Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yg bisa membuatku mengantuk. “Mbak… mau keluar nih…” kataku.Tapi Mbak Aufa tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Paham?!” bentak Mbak Lisa.“Iya, Mbak. Ndrew.. Dan akhirnya Mbak Aufa roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya.
