Mbak.. Bokepindo “Enak saja, aku yg rugi Mbak, perusahaan tdk mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius. “Mbak, pria yg duduk disana ada yg ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku. Posisi Indah yg berada diatas tubuhku segera dimanfaatkannya untuk kembali bermain dengan batang kemaluanku. nggak seperti biasanya”, tanya Indah. “Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai. “Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku. “Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. “Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. Rupanya Indah punya pikiran yg sama denganku. “Kenapa sih Zainalkamu kok banyak diam?




















