Pikirku. Vidio Porno Tu berarti kamu dah dewasa ndre” katanya sambil tangannya mencubit hidungku ringan. Sore sekitar pukul setengah empat, aku terbangun oleh suara telepon rumah yang berdering. Aku juga heran kenapa wanita itu yang notabene juga terhitung tetangga langsung menutup teleponnya.Beberapa saat kemudian bel rumah yang berbunyi. “Iya, papa mama ke jakarta, kebetulan bi Inah juga mudik” jawabku sambil duduk. Tak peduli keringat dan tenaga yang keluar, yang penting nikmat. Maklum kala itu aku masih belum sunat. “Heh, liatin apa!” hardik bu Bambang yang mengagetkanku. Pandanganku tertuju pada bagian bawah perutnya yang ditumbuhi bulu yang lumayan banyak. “Enggak kok bu, nggak” jawabku cepat. Wanita itu terhenyak dan langsung menoleh ke arahku dengan pandangan yang tajam.




















