Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. Bokep Cina Juga orang-orang yang yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Terkadang ada juga mobil yang minta diperbaiki. Aku masukan buku tabungan itu ke dalam tas ransel, diantara tumpukan pakaian. Tapi rupanya Tuhan mengabulkan keinginanku itu. Aku hitung, semua yang bekerja di rumah ini ada tujuh orang. Karena bekal yang kubawa juga tinggal untuk makan beberapa hari lagi. Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Tapi ketika aku lewat di depan garasi, ayunan langkah kakiku terhenti. Aku tetap jadi supir dan pengawal pribadinya. Dadaku jadi berdebar kencang dan menggemuruh. “Kerja apa, Nyonya..?” tanyaku langsung semangat. Dan membiarkannya tergeletak di lantai.Mataku seketika jadi nanar dan berkunang-kunang. Tidak ada seorangpun yang peduli antara satu dengan lainnya.
