Tanpa pakaian dengan badan mengigil, aku seorang diri dalam ruangan. Bokep Cina Namun perutku sudah kosong, muntahanku pun menyakitkan sekali, perutku sakit memaksakan aku harus muntah lagi. “Ga perlu nangis…”, kata pria yang menindihku, “Kita kan senang-senang”, lanjutnya. Herman lalu mendekatiku lalu juga mencium keningku, “Cepat sembuh ya sayang”, katanya. Setelah minum obat, aku pun terlelap di kasur yang sudah dibersihkan oleh dokter tua itu. “Apa yang dokter lakukan?”, tanyaku. “Sorry, semalam melihatmu terpulas, aku terpaksa ikut tidur juga”, katanya lalu bangkit dan mencari pakaiannya. ***
Lima belas menit ada pria itu menggenjot vaginaku, sedangkan mulutku sudah melayani empat batang penis. Tubuh lemah sekali, semakin mencium bau muntahan ini semakin mual pula aku hingga ingin muntah lagi. Aku menjadi takut dengan ancamannya, sepertinya dia tidak main-main, apalagi kemarin-kemarin dia sudah berani menculik Chelsea.***Ku bangkit dan berpakaian yang rapi, mencoba melangkah walau pun sedikit lemah. Berjam-jam mereka bergiliran menusukkan penis mereka di vagina dan anusku. Kemudian ia membelai rambutku
