Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.“Bayu.”“Hmmm….?…”“Tatap mataku,, Bay..”Aku menatap bola matanya.“Jilat cairan yg tersisa sampai bersih..”“Hmmm..” jawabku sambil mulai menjilati kemaluannya.“Jangan menunduk, Bay. Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama serta ygan terakhir bagimu..”Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Vidio Sex Lalu Bu Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya serta mendaratkan mulut serta hidungku di pangkal paha itu.Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir vaginanya terlihat semakin jelas. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte.Mungkin karena terbiasa menduduki jabatan yang tinggi di usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk meminta seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yg menekuk itu. Aku menunduk kembali sambil mengelus-elus pergelangan kakinya.Kakinya mulus tak bercacat. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, mengalir membasahi kerongkonganku. Wajahnya memang menawan, dengan sepasang bola matanya yang terkadang terlihat berbinar-binar, atau menatap tajam. Semakin basah. Halus..“Baym kamu suka?” Aku mengangguk.“Tunjukkan bahwa kamu suka.
