“ayo sini mbak! Bokep Tobrut Kembali terdengar Ririn mendesah saat pria itu menjulurkan lidahnya dan menjilati bibir vagina istriku yang terbuka lebar itu. Kamipun berbincang-bincang sejenak, pembicaraan kami cukup nyambung karena aku juga sempat mengikuti unit kegiatan fotografi waktu jaman kuliah dulu. Aku sendiri semakin terangsang hebat ketika melihat istriku menggoyangkan pinggulnya menyambut tusukan pria itu. Kamera mensyuting wajah Ririn yang belepotan cairan putih kental, ia menggerakkan lidahnya menjilati yang berceceran di sekitar mulutnya.“Sudah dong Pak Anton, saya capek nih!” rintih Ririn
“Belum mbak, mbak kan sudah dikontrak dan dibayar mahal untuk ini, hehehe…” kata Anton, “abis ini saya akan segera transfer uangnya ke rekening suami mbak, saya janji itu dan pegang kata-kata saya!”
Aku terkesiap, jadi nominal sebesar itu adalah harga untuk semua ini, menjerumuskan istriku menjadi seperti pelacur atau…kalau dengan kata lain, menggali hasrat liar terpendam dalam dirinya?




















