Aku segera berdiri untuk pamitan, namun tiba-tiba tangan kanannya meraih daguku dan mendaratkan ciuman ke bibirku.“Mmmhhhh…” tenagaku langsung hilang. Bokep Korea Jerit terus yang kencang! Yuk aku bantu cariin.”“Kamu baik banget ya orangnya. Menatap lurus wajah cowok yang menggenggam tanganku.“Oke saya ulang pesanannya ya: ice lemon tea satu, air mineral gak dingin satu,” pelayan mengonfirmasi pesanan kami. Kepalaku sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. dimm…mulutku. Takut dia punya penyakit kelamin, takut hamil, takut dia main kasar. “Pesanan kami antar maksimal 10 menit ya.”“Kamu pesan minuman?” tanya dia ketika pelayan sudah pergi.“Kenapa?” aku balas bertanya.“Gak apa-apa,” dia tersenyum. Aku menangkap nada kecemburuan dari nada bicaranya.Dokter Chandra menyukaiku. “Seperti yang aku bilang: aku selalu jujur sama kamu,” dia berusaha menenangkan aku. Meski kami duduk di pojok, tapi di cafe ini ada beberapa pengunjung yang bisa saja mencuri dengar. Bu dokter mau pesan sesuatu mungkin?” pelayan itu bertanya padaku. Aku belum pernah bertemu dengannya karena selama ini hanya ngobrol lewat
