Enak sayang..?”, akupun tak kalah dalam mengimbangi fantasinya.“Iyaa.. Bokep Tante enak sekali..”. Aku mencekal pinggangnya dengan sigap, membantunya bergerak naik-turun, karena tampaknya Tania telah kehilangan kendali. Pinggulmu mulai bergoyang pelan membantu perjalanan Mas, dan Mas merasakan ujung kejantanan Mas kini telah menyentuh dinding kewanitaanmu yang terdalam”, aku merasakan cairan bening sedikit mengalir di bawah sana.“Ooocchh..”, Tania mengerang semakin keras, ketika ia sendiri mulai memasukkan jemari tengahnya ke dalam liang basah itu.Tania mengerang tanpa berusaha menahan suaranya. Nikmat sekali rasanya. Mas, ngantuk dan capek nih”, begitu katanya.“Hmm.., saya juga mau bobok, sayangg..”, aku menjawab seiring dengan datangnya rasa kantukku.Sambil tersenyum aku berkata dalam hati,“Pantas saja kamu kecapekan, habis lebih dari 6 kali sih..”.Kami sejenak terdiam ketika si manajer itu mengakhiri ceritanya. Jemarinya basah oleh cairan ludahnya sendiri, ia sedang mengkhayalkan sebentuk daging bulat, panjang, lebih besar dan lebih keras dari sosis.
