Aku kembali mengelus-elus penis hitam masDanu yang sedari tadi berada dalam genggamanku, berharap benda panjang itu bisa mencairkan kekakuan diantara kami berdua.“Euhhh,” lenguh mas Danu lirih.Dia sudah akan mencium bibirku ketika aku melontarkan pertanyaan itu,“Mas kawin lagi?”Cukup 3 kata, dan kemarahannya langsung memuncak. Bokep India Untuk yang ini, aku tidak bisa menjawab. “Gimana, Nduk, masih belum isi juga?”Mertuaku datang berkunjung, dan seperti biasa, dia langsung menerorku dengan pertanyaan yang dia sendiri tahu jawabannya.“Masih usaha, Ma.” aku berkelit. ”Ingat, cuma dengan cara ini kamu bisa dapat anak, In.” Sita mengingatkan.Aku memang sudah bersepakat dengannya akan meminjam bang Irul, suaminya, agar membuahiku. Ditengah genjotan sang suami, Sita menggigit bibirnya. “Siapa tahu, sebelum ini dilaksanakan, kamu sudah hamil duluan.”
“Iya, aku lebih suka seperti itu.” kuantar dia yang berjalan keluar ruangan.
>