Aku terus menggerakkan jariku. Ya, payudaranya. Bokep viral terbaru Aku segera membuka mataku untuk menegur orang tuanya. aku paling tidak suka lampu tidur yang remang remang. Pelan dan sedikit menekan. Mungkin cupnya cuma setengah. aku merabanya. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya. Tapi kepepet sih, harus cari upa (”cari nasi”) di Jakarta.Tak lama kemudian bis itu datang juga. Mataku juga.Aku melanjutkan kenakalanku. Tidak berasa memang. Aku terus menggerakkan jariku. Tubuh itu diam saja. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Airnya menetes membentuk alur di kaca jendelaku. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku. Langgananku selama 2 tahun terakhir.“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu.
