Malam pun tiba, kembali ku pinjam motor Mamat untuk pergi menjemput Rianti. Aku hanya memainkan belati ku saja, dan nampaknya dia pun mengerti. Bokep Tapi tidak apalah, lain kali saja, sekalian aku mau mengungkapkan isi hatiku.Selisih tiga hari, aku pun mengajaknya keluar lagi, dan malam itulah aku coba ungkapkan isi hati ku. Mamat yang melihat kami begini cuma bisa diam dan tidak berani ikut campur lebih dalam. Tapi tidak apalah, lain kali saja, sekalian aku mau mengungkapkan isi hatiku.Selisih tiga hari, aku pun mengajaknya keluar lagi, dan malam itulah aku coba ungkapkan isi hati ku. Badannya mungil, aku yakin ini bukan Rianti, melainkan Dini, adiknya. “Sini! Kami mondar-mandir di depan gerbang sambil memandangi satu per satu mahasiswa yang keluar, kami tidak mau Rianti terlewat.“RIANTIII!!!!….” teriakku ketika melihat Rianti yang berjalan keluar gerbang, cepat-cepat ku hampiri dan kutarik tangannya agar dia tidak menghindariku lagi.
