“Kamju sudah pernah melakukannya?”
“Uh, apa? “Tidak, wajahmu barusan, seperti anak kecil yang baru saja memecahkan kaca jendela. Bokeb Lalu secara tiba-tiba kekakuannya berubah menjadi sebuah senyuman tipis. Katanya, “Aku masih ingin dibelai dan dikecup.” Aku tersenyum dan mengangguk. Ruang tamu yang semula gelap menjadi terang dan terasa hangat. Kulihat lehernya yang putih bergerak-gerak saat ia menghabiskan setengah dari isi gelasnya. Sejuta kesan yang tiada pernah lengkap diurai dengan kata-kata. Tapi akhirnya kutekan pedal gas dan melajukan mobil menuju rumahku.“Well, home sweet home,” ucapku setelah menghentikan mobil di tepi trotoar. “Kenapa kamu bertanya demikian? Kurasakan sesak yang luar biasa. Maaf kalau membuatmu tersinggung. Yang ada hanyalah gambaran sebuah kebekuan. Kami berpagutan, sesekali saling menggigit. Lumayan juga penghasilanmu.”
“Cukup untuk seorang diri.”
“Let’s see. Seperempat jam kemudian setelahnya, kami sudah saling bercanda tentang setiap orang yang menghadiri resepsi tersebut. Tubuhnya lalu bergerak ke kiri dalam ayunan yang lembut. “Apa kerjamu tadi?”
“Di sebuah perusahaan distributor material bangunan.”
“Oh ya, aku lupa.
>