“Jay, pinjam kamarnya.”
Jay hanya tersenyum, matanya masih terpejam. Bokep Japan “Chie…” erangku tertahan, mataku terpejam. “Kalian berdua. Siapa coba?”
Kudengar tawa Jay beriring tawaku sendiri. Benarkah? Pahit dan menyenangkan. Kunikmati setiap bagian kemaluanku yang mendesak masuk. Dan perbincangan dengan Chie sebelumnya akan makna keperawanan membuatku semakin hanyut dalam percintaan itu. Tertawa kecil. Kok malam-malam?”
Sejenak keheningan terdengar dari seberang, membuatku bertanya-tanya. “Hihihi, ada Ray.” Chie mencondongkan kepalanya ke depan dari balik pagar dengan sikap manja. Aku menyayangi kalian.”
Chie mengangkat kedua lengannya, meraih dan memeluk kami berdua dalam dekapannya. Pertanyaan yang sangat sukat untuk kujawab. Waktu itu… aku yang memintanya.”
“Ah?”Surabaya, Keesokan Harinya“Ray, si pemburu. Jay, kembaranku. Hei!” Jay berteriak gaduh. Jay berpaling, menatap pandanganku. Dan itulah yang membuatku tertawa. Tapi…”
“Sshhh… mohon jangan menolakku sekarang.”
Chie mengecup bibirku, meraih tombol lampu, membiarkan kegelapan menyelimuti kami berdua.
