Aku dan adik-adikku selalu kompak membela Mama. Bokep Jilbab/Hijab Si Willy sih enggak ada perubahan. Kayaknya, buatnya itu hal yang lumrah saja. Itupun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur melewati pusarnya. Termasuk saat bercerai dengan Papa. Malu. Ngesexnya gila-gilaan. “Baru pulang Tom?” kata Willy menegurku. Susah-susah lho, cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Dasar nekat si Mimi. Rasanya malam itu aku susah untuk tidur. Ngesexnya gila-gilaan. Selama ini kupikir kontolku sudah paling gede. Sadis. Gawat kalau ia tahu aku sedang serius mengamati detil kontolnya itu. Malu. Karena itu aku dan adik-adikku tak pernah protes dengan apapun yang dikerjakan oleh Mamaku. Kupelototi setiap detik orgasme Willy itu tanpa berkedip sama sekali. Jauh lebih menonjol kayaknya. Meski tak bisa memarahi kelakukan binal anak-anaknya, tapi Papa suka ngomel atau ngasih nasehat.
