“Kamu jangan macam-macam, Zainal!”, ancamnya padaku yg lagi menikmati rokok. “Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. Bokep Jilbab/Hijab “Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami. Kudorong sisi kiri tubuh Indah sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yg ada dihadapanku adalah Indah yg telah kembali balik kekamar setelah keluar entah kemana dan berapa lama. Usahaku yg kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Rasanya ada sesuatu yg hilang, tapi entah apa itu. ssh.. ssh.. Kepuasan yg kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Ketika celana dalamnya yg berusaha dilepaskannya sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yg hampir tak berubah, aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selakangannya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah kemaluannya. Kulihat Indah duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yg berisi beberapa roti basah diatas meja. “Tdk Zainal, yg ini pasti kamu suka, percaya deh..”,




















