Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Bokep Indo Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Aku selalu merindukannya. Selama ini Lisa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Lisa. “Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.“Kamu mulai nakal, ya.”“Ibu guru tidak suka.”Aku tak memperdulikan candanya. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan.




















