Menghisap kelentitku. “Ini… maafkan aku. XNXX Bokep Menghidangkannya.“Sini….” Kak Edo memanggil. Aku menggoyang pinggul bak pedangdut, membuat putaran dan pelintiran serta erangan. Tuan nanti akan bertemu gadis lain, yg pasti cantik, dan pantas untuk tuan. Tapi, saya bahagia kalau bisa melayani Kak Edo bercinta…”Aku meraih penisnya yg lemas itu. Untuk… tuan. Lengket.Aku melepaskan ikatan rambutku, tergerai sampai ke ujung putingku. Karena aku belum pernah mencintai perempuan, seperti aku mencintaimu. Bagi lelaki ini, semuanya kuberikan. Lengket.Aku melepaskan ikatan rambutku, tergerai sampai ke ujung putingku. Menghisap kelentitku. Selesai semua pekerjaan, aku melihat Kak Edo baru saja menyelesaikan makannya.“Minum kopi?” tanyaku.Bapak biasa minum kopi di sore hari begini, kalau ada di rumah. Teman sekamarku melakukannya di ranjang sebelah ranjangku. Kalau tuan mau meniduri saya… rasanya bahagia.”
“Jangan… jangan bilang begitu…” Aku tersenyum sedih.Aku mengangkat wajah, memandangnya. Mungkin waktunya hanya semenit, tapi terasanya lama sekali, bergelombang, sesuatu yg tdk pernah kualami dalam hidup.




















