Asap dupa segera memenuhi ruangan kecil itu.“Siapa namamu, Cah Sara?”tanyaku tanpa memandangnya, tetap sibuk melakukan persiapan.“Juminten, Kakek” katanya. Buka juga pakaian dalammu. Bokep terbaru katanya tersenyum.Juminten tentu saja semakin kesal: “bahagia bagaimana to Pak?” tanyanya:
“Wong sudah mbasahin baju tidak bilang-bilang, masih juga mbujuk-mbujuk segala.”pak Kartolo katanya hanya tersenyum senyum saja dan menjawab:
“wong bocah cilik, durung ngerti (belum mengerti) roso kepenake wong lanang (rasa enaknya laki-laki) Cah Sara, Cah Sara, nanti saja kamu kan tahu” dan dgn bicara begitu si hidung belang ngeloyor pergi.Setelah kejadian itu
“Pikiran saya jadi bingung, Kakek” cerita Juminten: “setiap malam saya menjadi terbayg wajahnya Pak Kartolo, sepertinya dia itu mau menerkam saya saja” dia bergidik ngeri:
“malah saya sampai mimpi..” Dia tidak melanjutkan. Kuelus rambutnya yg sekarang tampak awut-awutan.




















