ahggh.. Bokeb kk..” tak dapat kutahan nikmat yang menjalar di seluruh pembuluh darahku. “Mau kemana Ray? Ahh, kuelus dan kuraba pahanya tanpa memperdulikan tatapan matanya yang setengah terbuka, menatap protes atas perlakuanku kepadanya. Nia mengangkat kepalanya dan memandang ke bawah. gimana sih.. my lady.”Ternyata begitu, hmm.. “Ray.. Aku sangat terharu, karena aku juga tahu betapa ia menyayangiku, namun karena persahabatan adalah yang terpenting baginya, ia rela menyerahkan kemenangan itu kepada Enni. jangan, Ray..” Ahh, betapa aku merindukan setiap gadis yang merintih seperti itu di dekapanku. Ah, Nia.. Kuambil ‘tik’ obat di saku belakangku. Gila apa ya? “Ya Tuhan.. Sempat terpikir olehku tentang apa saja yang telah diceritakan Enni kepadanya mengenai hubungan kami. Saat itu aku menjadi panik. Kami berdua tanpa terasa saling berpelukan, tertawa-tawa, membiarkan adegan tak senonoh itu dilihat orang di sekitar kami.




















