Setelah acara arisan selesai saya masih tetap asyik ngobrol dengan Bu Bekti karena tertarik dengan keramahan dan banyak omongnya itu sekalipun ibu-ibu yang lain sudah pulang semua. Bokepindo Kurebahkan lagi seluruh tubuhku dan kurasakan semakin luas penampang lidah Bu Bekti menjilati liang kewanitaan saya. Sudah seperti biasanya bila kita menempati daerah perumahan baru, saya dengan sengaja berusaha untuk banyak bergaul dengan para tetangga bahkan juga dengan tetangga-tetangga di blok yang lain. Kedua tangannya terus mengelus kedua pahaku tanpa henti. Boleh nggak saya liat gituannya? Kayaknya sekarang malah tambah asik saja sama kerjaannya. Tapi Jeng Mar tentunya juga tau dong masalah suami-istri ‘kan.” “Ya, memang. Sebenarnya Bu Bekti ini ada masalah apa, toh?”
“Ya, begini Jeng, suami saya itu kalo’ bergaul sama saya suka cepet-cepet mau rampung saja, lho. “Yaa.. Ya, itung-itung mengikuti program pemerintah, toh, Jeng. Cuma yaitu Bu, nakalnya wah, wah, waa.. Lalu kutanya, “Kenapa? Kedua tangannya terus mengelus kedua pahaku tanpa henti. Boleh punya Jeng
