Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Tetapi aku masih betah di atas mobil ini. Bokep Family Aku hanya main dengan tangan. Dari atas: Turun. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Aku menurut saja. Ia cukup lama bermain-main di perut.




















