Pahit dan menyenangkan. Bokep Barat Selamat ulang tahun..!” Jay memukul kepalaku dengan sisi organizernya. Tapi bukan Chie. Seharusnya aku sudah bisa menduga ketidak-harmonisan hubungan mereka ketika ayah Chie meninggal dunia. Beginikah perasaanmu sesungguhnya? “Nih, rokok.”
Chie menyambar bungkus Marlboro di tanganku dan membuangnya ke sudut ruangan. Mungkin aku takkan sesedih Chie, mungkin juga. Sial benar. Karena seperti kata pepatah kuno, hanya setan yang mengerti setan. “Kamu sama saja dengan mereka, Ray. “Untukmu?” senyumku sambil menatapnya. “Thanks, but no thanks.”
Kami tertawa berbarengan. Di saat aku pun berjuang melawan desisan hawa nafsu yang bergejolak dalam diriku.“Ray…”
“Ada, pasti ada suatu saat nanti,” desahku. “Chie..” desahku. “Masalah apa?” tanya Ray. Kutunggu saat-saat kepalannya menghajarku. Tertawa paling pahit yang pernah kudengar dari mulutku.Chie, sekarang sudah menjadi istri pengusaha kaya raya, dan bule. Mungkin aku takkan sesedih Chie, mungkin juga. “Aku… aku kangen Papa,” suara gadis itu terdengar gemetar. Oh God.Jay memang harus diakui memiliki hati dan jiwa yang sungguh luar biasa.
>