rintihnya.Tidak menjawab, kugoyang pinggulku semakin cepat. Kalau kamu sih, gak apa-apa. Bokep Jepang Paman pun berangkat sambil diantar bibi sampai gang depan.***Hari itu dan beberapa hari berikutnya, aku sibuk sekali, hingga lupa akan janji kepada paman. Mana berani aku. Kalau paman dan bibi sih sudah sering tidur disitu, bahkan main juga. Benar kata paman! tanyanya.Aku mengangguk, Cuma sekali, Bi. kataku merajuk.Lho, kan sudah setiap hari dikocok sama bibi? Bibi bahkan sedikit melenguh dan mengimbangi goyanganku. Mataku lebih suka memandangi paha bibi yang putih mulus karena kain dasternya sedikit tersingkap.Atau dia sengaja menyingkapnya? kata bibi. kataku malu, meski juga sudah tak sabar menunggu saat-saat itu.Ingat, jangan sampai ada yang tahu. kataku.Kalau Andi? Aku mengangguk agar dia juga tahu kalau aku menikmati persetubuhan ini. Bibi nanti malu. Dan bibi ikut tertawa sambil mencubit pipiku.Suatu hari, ketika aku tak sengaja menggaruk kontolku waktu mau mandi, bibi berkata, Tuh lihat, pasti bulunya sudah banyak.




















