Aku tersenyum. Bokep Montok Aku tidak tahan. Bau badannya tercium. Dingin. Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Sebentar lagi Mbak Mirna yang punya salon ini datang, bdiasanya jam segini dia datang. Come on lets go! Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. “ Itu kali Mbak, ” kataku datar dan tanpa tekanan. Kejantananku tiba-tiba juga ikut-ikutan ciut. Aku membayangkan dapat menjepitnya di sini. Ketika Kejantananku melemah dia seperti tahu bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian pangkal selangkangan.Lalu dia memijat lutut. Lihatlah dia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Bahannya tipis, tapi baunya harum. ”
Dia berdiri. “ Oh ya. ”
Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Dimana kisah ini berawal dari pertemuan mereka diangkot, dan dilanjutkan di salon dimana wanita itu bekerja.
>