Kuperhatikan setiap sudut ruangan. Zakarku yang dari tadi sudah mengeras, kutekan dan gesek-gesekkan di lipatan pinggul wanita itu. Vidio Sex Ketika dia hampir mendekatiku, dari mulut mungilnya keluar kata, “O.. Usianya kira-kira 29 tahun. om ciapa..?”Aku tersenyum seraya mendekatinya.“Nama Oom, Johan, namanya ciapa..?” timpaku balik bertanya.“Riani..” jawabnya.Lalu karena rindu dengannya, kupeluk dia erat-erat dan kutempelkan bibirku di pipinya berulang-ulang. Sekali lagi tangan kiriku dengan cekatan melepaskan celana dan underwear-ku sendiri, sementara tangan kananku terus membelai payudaranya.Senjataku yang dari tadi siap tempur kian terdongak ke atas. oouucch..!” terdengar dari mulutku dan Viena.Remasan dan denyutan otot vagina Viena terasa erat sekali pada zakarku, pertanda dia mau orgasme. Sementara itu tangan kanannya meraih pinggulku dan ditekankan ke tubuhnya.“Ouucch Mas.. Hujan yang turun setibanya aku di rumah tersebut belum juga reda, malah bertambah deras.“Tidur disini aja Bang, nampaknya hujan nggak bakalan berhenti..” tawar Viena.Karena memang aku tak dapat pulang, tawaran Viena kuterima.
