Keluar ! “Enggak….nggak… koq, perusahaannya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu” kataku meya-kinkan Mas Arif. Bokep terbaru saya menyakiti Mbak ya ?!” tanyaku lembut penuh sesal. Keluar ! Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang ber-senggayut dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua. Sore itu, aku terbangun. Itu dilakukan cukup lama.Aku sedikit keheranan kenapa Mas Arif tidak melakukan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya ? Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. “Mas…….saya ingin bicara se-bentar” kataku mulai membuka percakapan.Mas Arifpun menoleh dan menghentikan pekerjaannya. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mbak Nida yang sedang sendirian.Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan,“Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam. gaji berapa ?”
“Oh..nggak ! “Wa’alaikumussalam” suara lem-but Mbak Nida menyahut dari dalam kamar.Mbak Nidapun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka.
>