Birahiku langsung “watering down”… layu sebelum berkembang. Aku hanya bisa “manyun” sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Sex Bokep “Sialan Bapakmu itu… waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah. “Yesss…..yess….”, akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku. Bahkan saking ‘ngebetnya’, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Suatu saat, ketika aku masih kuliah. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu. “Apanya yang gatelan Mbak?”, tanyaku.
