Oh.. Lagian aku tadi masih belum sadar benar, bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira aku sedang diperkosa rampok tau!”, kataku ketus. Bokep Montok Pak Arifin yang sempat tak kulihat batang hidungnya, kulihat kembali, sambil membawa sebuah sendok teh dan piring kecil. Setelah jatahku habis, pak Arifin mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya, “Non Eliza, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?”. Suwito pun segera menghampiriku, membenamkan penisnya ke mulutku, dan aku segera menyedot nyedot dengan memejamkan mataku, merasakan tetes demi tetes sperma yang teroleskan di lidahku. Wawan yang paling duluan pulih, namun sesuai janji mereka, ini hanya satu ronde. Aku juga kembali ke kamarku, mempersiapkan diri ke sekolah. Sempat kulihat jam, ternyata sudah jam 09:30. Yah, kebetulan deh. Non Eliza sendiri kan yang minta? Rasanya aku tidak mengidap penyakit asma. oooohhhh… aaa….duuuuuh….” erangku saat tubuhku terlonjak lonjak tak karuan, cairan cintaku membanjir dan membanjir.




















