Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Pipit. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju. Bokep Cina Ahh.. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Ahh.. “O gitu yah.. Tapi tidak ada kenikmatan saat itu karena berupa perkosaan yang entah kenapa Pipit memilih untuk memendamnya saja. Pipit juga tak kalah ngeledeknya. Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Akupun ikut goyang melingkar menekan dengan tonjolan penisku yang menegang tapi terbatas karena masih memakai celana lumayan ketat. Begitu seterusnya aku ngobrol sebentar lalu pamit undur diri. Dia tersenyum.. Aku terima saja gelasnya dan meminumnya. Tak disangka, malah tangan Pipit meremas jariku. Ngapain sih kok mau jauh-jauh ke Malaysia, kan jauh..




















